Abu
Tsa’labah Al khusyani Jurtsum bin Nasyir Ra berkata, nabi SAW bersabda :
“Sesungguhnya
Allah telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka jangan sampai diabaikan. Dia
telah meletakkan batasan-batasan, maka jangan sampai diterjang. Dia telah mengharamkan
beberapa hal, maka jangan sampai dilanggar. Dia juga telah mendiamkan beberapa
hal, karna sayang kepada kalian dan bukan karna lupa, maka jangan sampai kalian
ributkan”.
( Hadist
Hasan, Diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni)
Kita telah diciptakan oleh Allah dengan tujuan untuk beribadah
kepada Nya. Diciptakan dengan sebaik-baik bentuk, diberikan akal untuk
berfikir, hati untuk merasakan, dan raga untuk melaksanakan. Kalau saja salah
satu dari kenikmatan tersebut dicabut dari kita, apakah kita masih bisa hidup
normal layaknya saudara kita yang lain. Namun, yang paling ditakutkan dari
ketiga itu adalah dicabutnya nikmat hati/perasaan dari diri manusia.
Tentu saja dengan kenikmatan hidup yang kita peroleh dari semenjak
kita dirahim ibu, sampai saat ini kita telah mengalami banyak hal, melakukan
banyak hal, melihat banyak hal, dan mendengar banyak hal pula. Diantara itu
pasti ada baik dan buruk yang kita alami,lakukan, lihat dan kita dengar. Karna
mustahil jika ada orang yang tidak pernah melakukan kesalahan dalam hiidupnya.Tapi,
Allah begitu menyayangi kita dengan memberikan tuntun yang tidak akan pernah
menyesatkan sepanjang zaman, itulah Al-qur’an. Tidak ada satu pun orang
didunia ini yang dapat membantah kemuliaan, keagungan dan kebenaran Al-qur’an,
kecuali orang yang telah ditutup hatinya.
“Maka
apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada.”
(QS Al- Hajj: 46)
Nah, sekarang saya ingin mengajak kita semua untuk instrospeksi
alias muhasabah diri. Sudahkah kita menjalankan apa yang diperintahkan Allah
dengan benar? Sudahkah kita menjauhi apa yang dilarang Nya? Sudahkah kita benar-benar
mencintai Allah? Mencintai Rasulullah Saw? Mencintai Al-qur’an?
Ada yang menjawab “ SUDAH” , namun orang yang menjawab begitu
mungkin hanya 1 diantara 100 orang. Lalu bagaimana dengan yang lain? Bagaiman
dengan saya??
Baiklah….., mungkin kita masih tergolong 1 dari 99 orang yang
menjawab “BELUM”. Lantas, apakah kita langsung berfikir bahwa saya tidak
pantas, akhlak saya belum baik, jilbab saya beelum syr’i, ngaji masi
terbata-bata, sholat wajb masih ada yang tinggal, dan seabrek alas an lainnya.
Menurut saya apapun alasan, itu tidak boleh menjadi pembenaran akan tindakan
dan keputusan kita jauh dari islam. Bertaubatlah….Karna ampunan Allah sangat
luas dan tidak terbatas selagi kita tidak termasuk orang syirik. Jadi, jangan
ragu memulai untuk memperbaiki diri. Dari sekarang dan dari hal yang
kecil…..(3M Aa Gym)
Baiklah……, mungkin kita memang belum termasuk hamba yang baik. Tapi
kita masih bisa memperbaiki diri selagi nafas belum berhenti. Jangan putus asa
untuk selalu memohon rahmat Allah SWT. Semoga Allah menamkan hidayah dihati
kita dan merasakan manisnya iman seperti yang dirasakan Rasulullah dan para
sahabatnya. Merasakan bagaiman manisnya iman seorang Sumayyah yang ditusuk
perutnya yang sedang hamil demi mempertahankan iman. Manisnya iman seorang
Asma’ bin abu Bakar yang mengantarkan makanan kapada Rasul dan ayahnya meski
saat itu nyawanya tarancam jika ketahuan. Merasakan manisnya iman seorang Ali
bin Abi thalib yang rela tidur mengantikan Rasulullah, yang mana bisa saja
nyawanya melayang kapanpun.
Mari kita sama- sama berubah. Karna sayapun yang menuliskan ini belum tentu baik. Namun, saya
membaranikan diri menulis ini supaya saya termotivasi saat membacanya. Supaya
selalu bertekad menjadi orang yang lebih baik setiap hari dan setiap detik yang
saya pakai. Supaya saya selalu ingat Firman Allah dalam surat As- Shaaf : 3
”Amat besar
kebencian di sisi Allah ketika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.”
#Ya
Allah maafkan kami jika hati kami masih dipengaruhi oleh keindahan dunia. Hati
kami terkontaminasi oleh virus - virus dunia. Tarkadang kami lebih sering
mengkhawatirkan makanan dibanding kurangnya ibadah puasa yang kami lakukan.
Kami lebih sering memikirkan uang bulanan dibandingkan sholat malam yang sering
bolong. Kami lebih sering memikirkan model pakaian terbaru dibanding menyibukkan
diri menutup aurat…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar